Bahan bakar hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian. Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen metana), atau fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
Merambah hutan hujan perawan untuk ditanami tumbuhan penghasil "biofuel" adalah tindakan salah kaprah yang bukannya melestarikan lingkungan hidup, tetapi malah merusak. Pertumbuhan biofuel seluruh dunia mungkin dapat mempercepat efek perubahan iklim. Akan tetapi penanaman lahan bekas tebangan yang telah rusak dan mengubahnya untuk produksi "biofuel" dapat berguna bagi lingkungan.
Pada periode 2000-2007 produksi etanol dunia tumbuh empat kali lipat dan biodiesel sepuluh kali lipat. Pada 2005 investasi "biofuel" dunia mencapai 38 miliar dollar AS dan diperkirakan akan melonjak mencapai angka 100 miliar dollar AS pada 2010. Ketika lahan tanaman pangan dialihkan menjadi lahan tanaman produksi bahan bakar, akan berdampak ganda; jika produksi pertanian menurun, akibatnya terjadi kekurangan pangan dan harga pangan naik. Kelangkaan pangan ini seringkali lebih berdampak kepada orang miskin.
Studi oleh Stanford’s Wood Institute for the Environment menyimpulkan, ketika hutan hujan tropis ditebangi dan dibakar untuk membuka lahan pertanian, diperlukan ratusan tahun untuk melunasi “utang karbon” akibat pembukaan lahan tersebut.
Studi juga menyimpulkan, jika negara-negara yang berinvestasi pada produksi “biofuel” menggunakan lahan pertanian yang rusak atau lahan lain yang dapat ditanam daripada membuka lahan tebangan baru, “biofuel” dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan. “Biofuel” memberikan tantangan bagi pemerintah dan industri untuk membuat kebijakan dan insentif yang mengatur penggunaan sumber daya lahan secara lebih bijak daripada perusahaan hutan hujan tropis.
Sumber : http://akusangkejora.blogspot.com/2011/05/akankah-biofuel-menghabisi-hutan-hujan. dan http://id.wikipedia.org/wiki/Biofuel